7.1.12

Toilet Training Memories

*Repost dari MP*


Postingan pertama di tahun 2012! Selamat tahun baru untuk semuanya... *OOT*

Biasanya postingan akhir dan awal tahun isinya resolusi dan achievement, apa yang sudah dicapai dalam setahun terakhir, bla bla... Kalau mau flash back ke belakang, rasanya achievement yang efeknya bikin hidup saya nyaman sampai hari ini adalah toilet training-nya Eneng. Lha, ini mah achievement-nya si Eneng yak... Well, achievement buat ibunya jg ah, kan udah sabar ngajarin (ehm, sabar...).

Kronologisnya begini:

Planning mulai TT di usia setahun, seperti Rara dulu. Tapi waktu masuk setahun itu, bulan April 2010, kami repot persiapan pindahan dari Lyon ke Orléans. Ngebut cari tempat tinggal, daftarin sekolah baru utk Rara, cari moving company, packing, etc, plus ditambah persiapan utk pulkam ke Indonesia. Kocar kacir deh. Suasananya tidak memungkinkan utk TT. Mundur.

Summer 2010, tepatnya Juli-Agustus. Ini moment yang ditunggu2 para ortu utk melaksanakan TT. Cuaca mendukung. Mau lari2 naked di dalam rumah/apartemen, anak2 ngga bakal masuk angin (hm, saya rasa anak2 sini ngga tahu masuk angin...). Tapi... summer itu kami pulkam ke Indonesia. Mau dijalanin pas di sana, susah juga. Banyak acara, banyak traveling plus puasa. Perubahan cuaca pun bikin Eneng meler terus hidungnya. Jet lag pun lama... Sepuluh hari baru normal tidurnya. Rempong deh kalau mau TT saat itu. Mundur lagi. Nunggu balik ke France.

September 2010, masa adaptasi di kota baru, tempat tinggal baru, juga sekolah baru utk Rara. Masa2 unpacking juga, nata2 apartemen, dll. Tak mungkin TT.

Oktober 2010 sebenarnya mulai dingin, tapi nekat TT intensif. Pakai metode Gina Ford. Hari kedua, si kecil mulai ingusan. Flu. Badan saya pun udah mulai patah2 berhubung hari pertama banyak accident ompol (baca: banyak ngepel lantai). Dan pas hari kedua TT itu, mobil kami mogok. Mertua datang utk bantu membereskan mobil. Jadwal TT kacau... Akhirnya dihentikan. Anak belum siap, emak belum siap, kondisi tdk memungkinkan.

Sampai titik tsb, saya sudah hopeless krn mulai memasuki winter. Sudahlah, summer berikutnya saja. Tapi saya tetap sering mengingatkan dan mengajak Eneng ke toilet. Kadang dia mau ke toilet or potty, tapi cuma duduk2 tanpa hasil.

Ulang tahun kedua, April 2011. Sejak usianya 2 tahun ini, Eneng tdk pernah pipis lagi selama tidur malam maupun tidur siang. Jadi, tiap tidur (khususnya malam), saya tidak memakaikan lagi popok kain. Cukup dengan training pants atau sekalian panty lucu. Paginya baru diajak ke potty or sekalian angkut ke bath tub, curr.. pipis. Saat itu, Eneng ternyata lebih suka pipis berdiri dibanding jongkok or duduk. Yah... Saya biarkan dulu. 

Summer 2011 kami pindahan apartemen. Akhirnya ada apartemen idaman yang masuk budget. Packing lagi, unpacking lagi. Kemudian, liburan summer. Diiringi dengan selesainya masa menyusui yang membawa pada perubahan rutinitas tidur malam. Perubahan, yak... Tidak disarankan melalukan TT intensif bila sedang banyak perubahan dalam kehidupan si kecil. So...

Perlahan tapi pasti, saya biasakan dia utk duduk di toilet (tapi kalau tidak berhasil pee, saya tetap bawa ke bath tub dan biasanya langsung curr...), membelikan lagi bbrp buku anak2 ttg TT, membeli dan menjahit training pants tambahan utk menghindari bocor aka accident di apartemen kami yg full carpet, mengiming2i Eneng dgn panty2 baru yang lucu dan girly (just like her sisters, biasanya dia selalu pingin punya barang yang sama dgn Rara), dll...

Tak lama kemudian, setiap kali Eneng pee di popok, dia langsung teriak2 utk memberi tahu. Mulai risih basah kayaknya. Kemudian, dia akan berjalan ngangkang ke kamar mandi. Lebar banget kakinya, keliatan lucu shg saya suka ketawa2. Tahu bhw dia membuat Mama-nya tertawa, setiap pee di popok, jalannya pasti spt itu lagi menuju ke kamar mandi  *little clown...*.

Akhirnya, saya merasa capek juga. Saya sempat bilang kepada suami, rasanya dua tahun lebih masih pakai popok itu melelahkan buat saya. Plus, setiap pee minta diganti. Sehari bisa 10-12  kali ganti popok. Dari sudut kesehatan dan kenyamanan anak, tentu saja hal ini sangatlah baik. Tapi emaknya gempor pisan... Apalagi setiap kali mau dipakaikan popok or TP, anaknya lari ke sana kemari, atau muter ke kanan kiri di meja ganti. 

Still, tetep harus dijalanin... C'est la vie. Saya pikir, toh masuk sekolahnya masih tahun 2012 (usia 3 thn). Menjelang masuk sekolah (misalnya pas liburan summer), kami bisa coba lagi TT intensif. Insya Allah bisa bersih sebelum dia mulai sekolah. 

Ternyata semua itu memang proses menuju kesiapan TT. Sensitivitasnya terhadap 'basah' mulai terbentuk sehingga Eneng tidak nyaman dan selalu minta segera diganti. Yah, itu proses. Kemudian dia mulai bisa menahan pee sampai dibawa ke potty, toilet or bathtub. Dia jg mulai mengerti bahwa ngompol di popok or di karpet (hiks...) adalah suatu hal yang tidak menyenangkan (khususnya buat emaknya). Setiap kali Eneng berhasil pee di tempatnya, saya sering menawarkan apakah Eneng mau melihat saya joget krn senang. Ya, dia selalu mau. Saya pun dgn senang hati berjoget2 utk menunjukkan bahwa saya senang dgn tindakannya pee di potty/toilet/bathtub. A simple reward but it was fun for both of us.

Memasuki musim gugur 2011, Eneng mulai bersih. Awalnya bersih di urusan pee, kemudian baru menyusul urusan pup. Kalau pup, mulai menunjukkan tanda2 sebelum kejadian (tadinya ngga ada sign apapun). Tanda2 yg ditunjukkan Eneng adalah: ngumpet di dalam satu kamar, pintu ditutup. Diajak ke toilet, menolak sambil marah2. Saya tidak memaksa karena sepertinya urusan pup ini sangat sensitif buat Eneng (dohh, inget waktu awal MPASI, sembelit terus...). Akhirnya suatu malam, Eneng menangis. Sakit perut katanya. Saya ajak ke toilet, keluar deh semua... Diare. Untung di toilet cuy... Bayangin kl di panty-nya, bisa habis deh tempat tidur. Eneng pun mulai senang pup ke toilet dengan keuntungan: pantatnya ngga bakal tersentuh pup (suatu hal yang bikin dia ngga nyaman setiap habis pup di popok/TP).

Sejak itu, memasuki usia 2 tahun 6 bulan, Eneng rutin pee dan pup di toilet or kamar mandi. Lancar... kadang masih ada accident sedikit tapi bisa dihitung dengan jari. Pernah keluar rumah seharian di cuaca dingin, Eneng tidak bikin accident apapun. Pee di toilet publik. Di daycare juga tidak pee di popok sama sekali. Saatnya anak2 diganti popok, pengasuhnya selalu menemukan popok Estelle kering sehingga dia ditawarkan utk pee di toilet mini. Lancar... Di restoran, rumah Mamie, rumah teman, lancar semua... Emaknya senang.

Yang unik adalah, sampai saat ini setiap Eneng pup di toilet, dia selalu minta saya memeluk badannya. Comforting kali ya... Sekali lagi, mengingat riwayat sembelit dan puppy dgn obat (pasti ngga nyaman), saya selalu siap utk memeluknya setiap kali pup. Anything to make her feel comfortable. "Maman, peluk!". Siap! Walaupun sehabis itu dia ketiduran dalam pelukan saya ^_^


Share/Bookmark

No comments: